Salah satu sensus paling awal diselenggarakan di Karesidenan Surakarta (Residentie Soerakarta) adalah pada tahun 1885. Pada waktu itu, dengan luas sekitar 5.677 km ², ada 1.053.985 orang di Karesidenan Surakarta, termasuk 2.694 orang Eropa dan 7.543 Indonesia-Cina. Daerah, 130 kali luas saat ini dari Surakarta, memiliki kepadatan penduduk 186 orang / km ². Ibukota residensi itu sendiri (kira-kira ukuran Kota Solo yang tepat) pada tahun 1880 memiliki 124.041 orang yang tinggal di dalamnya.
Menurut sensus 2009, ada 245.043 laki-laki dan 283.159 perempuan (rasio jenis kelamin 86.54) di Surakarta. 119.951 penduduk adalah 14 tahun atau lebih muda, 376.180 adalah antara 15 dan 64, dan 32.071 berada di atas 65. Jumlah rumah tangga adalah 142.627 dan jumlah rata-rata anggota rumah tangga adalah 3,7 Pertumbuhan penduduk di 10 tahun terakhir adalah sekitar 0,565% per tahun..
Dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia, Surakarta merupakan kota paling padat penduduknya di Jawa Tengah, kota yang paling padat penduduknya kedelapan di Indonesia, kota terkecil di Indonesia 13, dan 22 terpadat di 93 kota otonom dan 5 kota administrasi di Indonesia.
Para tenaga kerja Solo pada tahun 2009 adalah 275.546, 246.768 di antaranya bekerja, sementara 28.778 sedang mencari pekerjaan. Lain 148.254 orang berusia 15 tahun ke atas tidak dalam angkatan kerja. Berdasarkan angka ketenagakerjaan, pekerjaan yang paling umum di Solo adalah pekerja / karyawan dibayar (112.336), diikuti oleh diri-karyawan (56.112), self-karyawan dibantu oleh karyawan temporer (32.769), karyawan tidak dibayar (20.193), self-karyawan dibantu oleh karyawan tetap (14.880), karyawan lepas di non-pertanian kerja (10.241), dan karyawan lepas di pekerjaan pertanian (237). [19] Berdasarkan industri, kebanyakan orang di Solo bekerja dalam perdagangan (106.426), jasa (59.780), manufaktur (42.065), komunikasi (16.815), konstruksi (9.217), pembiayaan (9.157), atau pertanian (2.608), dan sisanya di bidang pertambangan , listrik, gas, dan air perusahaan (700).
Hari kerja rata-rata di Solo adalah 47.04 jam (47.74 untuk pria dan 46.13 untuk perempuan), dan 212.262 orang bekerja lebih dari 35 jam per minggu dibandingkan dengan 34.506 yang bekerja kurang dari itu.
Menurut sensus 2009, ada 245.043 laki-laki dan 283.159 perempuan (rasio jenis kelamin 86.54) di Surakarta. 119.951 penduduk adalah 14 tahun atau lebih muda, 376.180 adalah antara 15 dan 64, dan 32.071 berada di atas 65. Jumlah rumah tangga adalah 142.627 dan jumlah rata-rata anggota rumah tangga adalah 3,7 Pertumbuhan penduduk di 10 tahun terakhir adalah sekitar 0,565% per tahun..
Dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia, Surakarta merupakan kota paling padat penduduknya di Jawa Tengah, kota yang paling padat penduduknya kedelapan di Indonesia, kota terkecil di Indonesia 13, dan 22 terpadat di 93 kota otonom dan 5 kota administrasi di Indonesia.
Para tenaga kerja Solo pada tahun 2009 adalah 275.546, 246.768 di antaranya bekerja, sementara 28.778 sedang mencari pekerjaan. Lain 148.254 orang berusia 15 tahun ke atas tidak dalam angkatan kerja. Berdasarkan angka ketenagakerjaan, pekerjaan yang paling umum di Solo adalah pekerja / karyawan dibayar (112.336), diikuti oleh diri-karyawan (56.112), self-karyawan dibantu oleh karyawan temporer (32.769), karyawan tidak dibayar (20.193), self-karyawan dibantu oleh karyawan tetap (14.880), karyawan lepas di non-pertanian kerja (10.241), dan karyawan lepas di pekerjaan pertanian (237). [19] Berdasarkan industri, kebanyakan orang di Solo bekerja dalam perdagangan (106.426), jasa (59.780), manufaktur (42.065), komunikasi (16.815), konstruksi (9.217), pembiayaan (9.157), atau pertanian (2.608), dan sisanya di bidang pertambangan , listrik, gas, dan air perusahaan (700).
Hari kerja rata-rata di Solo adalah 47.04 jam (47.74 untuk pria dan 46.13 untuk perempuan), dan 212.262 orang bekerja lebih dari 35 jam per minggu dibandingkan dengan 34.506 yang bekerja kurang dari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar