Baru-baru ini ramai diberitakan mengenai strain flu burung baru yang
menyerang itik. Meski belum ada laporan korban di manusia, tapi
masyarakat tetap waspada dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.
"Sampai sekarang belum ada laporan tentang strain baru clade 2.3.2 H5N1 (yang menyerang manusia)," ujar Wamenkes Prof dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD di sela-sela acara peluncuran e-Regalkes dan Single Sign On (SSO) di kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (21/12/2012).
Wamenkes Ghufron menuturkan masyarakat tetap harus waspada dan Kemenkes sudah membuat edaran ke seluruh dinas kesehatan secara nasional untuk betul-betul melakukan antisipasi dan kewaspadaan.
"Kami harap kepada masyarakat untuk tidak kontak langsung dengan itik dan unggas yang terinfeksi, bagaimana memakai masker dan lain sebagainya, kita mengantisipasi itu. Kasus seperti yang di Bogor itu adalah H5N1 yang lama," ungkapnya.
Kemenkes sendiri sudah menyiapkan obat sejenis tamiflu sebagai antisipasi. Namun masyarajat diharapkan selalu berperilaku hidup bersih sehat dan diupayakan sedemikian rupa tidak kontak langsung. Kalau ada riwayat kontak langsung dengan itik atau unggas yang mati mendadak sebaiknya cepat ke rumah sakit atau petugas kesehatan agar diberikan treatment yang tepat.
Sebelumnya itik tergolong kebal, tapi clade terbaru 2.3.2 sangat mematikan bagi unggas tersebut. Kemenkes sendiri mencatat kasus flu burung pada manusia selama 2012 ada 9 kasus positif yang semuanya meninggal dunia. Angka ini menurun jika dibanding tahun-tahun sebelumnya yang mana ada 42 kasus di tahun 2007, 24 kasus di tahun 2008, 21 kasus di tahun 2009, 9 kasus di tahun 2010 dan 12 kasus di tahun 2011.
Selain di Indonesia, mutasi clade 2.3.2 pada unggas ini juga dilaporkan di Vietnam, Kamboja, Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, Japan, Korea dan Hong Kong (10 negara). Namun hanya 3 negara yang ada kasus pada manusia, yaitu China, Hongkong dan Bangladesh.
Masyarakat diharapkan mewaspadai jika ada kematian unggas dalam jumlah besar, serta mencegah dan mengawasi kemungkinan manusia kontak dengan kematian unggas. Tak lupa untuk melaporkan jika ada perkembangan yang perlu diwaspadai.
"Sampai sekarang belum ada laporan tentang strain baru clade 2.3.2 H5N1 (yang menyerang manusia)," ujar Wamenkes Prof dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD di sela-sela acara peluncuran e-Regalkes dan Single Sign On (SSO) di kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (21/12/2012).
Wamenkes Ghufron menuturkan masyarakat tetap harus waspada dan Kemenkes sudah membuat edaran ke seluruh dinas kesehatan secara nasional untuk betul-betul melakukan antisipasi dan kewaspadaan.
"Kami harap kepada masyarakat untuk tidak kontak langsung dengan itik dan unggas yang terinfeksi, bagaimana memakai masker dan lain sebagainya, kita mengantisipasi itu. Kasus seperti yang di Bogor itu adalah H5N1 yang lama," ungkapnya.
Kemenkes sendiri sudah menyiapkan obat sejenis tamiflu sebagai antisipasi. Namun masyarajat diharapkan selalu berperilaku hidup bersih sehat dan diupayakan sedemikian rupa tidak kontak langsung. Kalau ada riwayat kontak langsung dengan itik atau unggas yang mati mendadak sebaiknya cepat ke rumah sakit atau petugas kesehatan agar diberikan treatment yang tepat.
Sebelumnya itik tergolong kebal, tapi clade terbaru 2.3.2 sangat mematikan bagi unggas tersebut. Kemenkes sendiri mencatat kasus flu burung pada manusia selama 2012 ada 9 kasus positif yang semuanya meninggal dunia. Angka ini menurun jika dibanding tahun-tahun sebelumnya yang mana ada 42 kasus di tahun 2007, 24 kasus di tahun 2008, 21 kasus di tahun 2009, 9 kasus di tahun 2010 dan 12 kasus di tahun 2011.
Selain di Indonesia, mutasi clade 2.3.2 pada unggas ini juga dilaporkan di Vietnam, Kamboja, Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, Japan, Korea dan Hong Kong (10 negara). Namun hanya 3 negara yang ada kasus pada manusia, yaitu China, Hongkong dan Bangladesh.
Masyarakat diharapkan mewaspadai jika ada kematian unggas dalam jumlah besar, serta mencegah dan mengawasi kemungkinan manusia kontak dengan kematian unggas. Tak lupa untuk melaporkan jika ada perkembangan yang perlu diwaspadai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar